Sugeng Rawuh di Dunia Kecil-ku

Matur suwun telah berkenan berkunjung ke dunia kecilku...dunia ilusiku yang palsu dan bisu...

GAMBAR ILUSI-KU

GAMBAR ILUSI-KU
Hanya sebuah gambar yang palsu dan bisu

Rabu, 07 April 2010

Risalah Singkat di Hari yang Penuh Berkah

Kagem Gusti Allah;
yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
di Manapun Berada

Salam hamba selalu untuk Gusti…
Puji hamba cukup untuk Gusti…

Dengan Menyebut nama Agung-Mu wahai Tuhanku yang sangat Mengasihi dan Menyayangiku… segala lantunan puji hanya untuk-Mu wahai Dzat yang Merajai alam semesta… Engkaulah Dzat yang Awal, maka tak ada sesuatu apapun yang mengawali sebelum Engkau… Engkaulah Dzat yang Akhir, maka tak ada sesuatu apapun yang mengakhiri setelah Engkau… Engkaulah Dzat yang Paling Teratas, maka tak ada sesuatu apapun yang diatas Engkau… Engkaulah Dzat yang Paling Mengetahui segala rahasia, maka tak ada sesuatu apapun yang mengetahui rahasia kecuali Engkau… Maka kabulkanlah apa yang aku mohon, dengarkanlah curhat hamba wahai Dzat yang Awal, Dzat yang Akhir, Dzat yang Dzahir, Dzat yang Bathin…
Gusti, entah… santun atau tidak aku menuliskan curhatan ini terkhusus untuk-Mu? Sopan ataukah tidak Gusti, di saat aku tuliskan risalah pendek untuk-Mu? Terlepas dari nilai kesantunan dan kesopanan-ku atas tulisan ini, aku hanya ingin sekali ini menorehkan isi hati ini melalui bahasa tulis, Gusti…. Tak tau kenapa tiba-tiba keinginanku begitu kuat untuk menuliskan suara hatiku melalui coretan ini. Padahal, tanpa aku ucapkan sebagaimana panjatan-panjatan do’aku, tanpa aku tulis seperti ini, tabir sehelai pun takkan dapat menutupi-Mu tuk mengetahui segala isi pikir-ku, ucapku dan inginku. Engkaulah Dzat yang mengetahui segala isi alam semesta ini, Engkau juga-lah yang mengetahui atom-atom, molekul, nuqtah kecil atau dzarrah yang tak kasat mata. Sehingga aku pun tak heran jika Engkau lebih Mengetahui segala rahasia diri ini daripada hamba sendiri wahai Gusti. Pripun Gusti…? Bolehkan, aku menuliskannya…?
Gusti… sebenarnya dalam risalah singkat ini, hamba hanya ingin melaporkan diri bahwa; setelah Engkau tambahkan hari demi hari kesempatanku untuk menikmati hidup di dunia ini, setelah hari itu menjadi minggu, bertambah menjadi hitungan bulan, maka tepat hari ini hamba telah Engkau tambah umur hamba genap satu tahun lagi. Atau yang sering di sebut hamba-hamba-Mu yang lain dengan ucapan ‘Ulang Tahun’. Terimakasih Gusti, Engkau telah menambahkan umur padaku... Barangkali, disaat bertambah umurku, karena sedang berproses, pastinya diantara kelebihan yang Engkau berikan... aku pun memiliki penghias luput dalam hidup sesa’at ini, baik laku…tutur kata atau pikirku…. Untuk itu Gusti, jagalah serta tambahkanlah kelebihan itu, dan minimalisir-lah keluputan itu...

Gusti, Engkau pastinya lebih mengetahui ketimbang diri ini atas seorang yang sedang bertambah umurnya ini... pastinya Engkaupun yang lebih mengetahui planning. angan dan cita-cita hamba selama hidup nanti. Engkau yang lebih tau garis hidup masa depan hamba, Engkau yang lebih tau atas seluruh permasalahan-permasalahan yang telah, sedang dan akan terjadi. Untuk itu Gusti, di hari bertambah umur hamba kali ini... hamba yang faqir ini mohon dengan sangat untuk mengampuni segala kekhilafan yang tercipta, menambahkan kualitas amal-amal ibadah hamba, menambah hamba untuk semakin dekat pada-Mu, menambahkan hamba untuk semakin produktif, memberikan hamba kesempatan hidup yang penuh berkah dan petunjuk-Mu. Agar aku mampu merasa sebagaimana mestinya. Agar aku dapat memahami sebagaimana mestinya. Agar aku dapat mengerti sebagaimana mestinya. Agar aku dapat berbuat sebagaimana mestinya. Agar aku dapat berpikir sebagaimana mestinya. Agar aku dapat bertutur sebagaimana mestinya. Agar aku dapat mencinta sebagaimana mestinya. Agar aku dapat mengasihi sebagaimana mestinya. Agar aku dapat bertindak sebagaimana mestinya. Dan aku pun agar seprofesional dalam menempatkan porsi semuanya itu sebagai mestinya.

Gusti…suwun ingkang sanget atas pelajaran yang Engkau berikan. Semua yang telah Engkau ajarkan akan senantiasa menjadi modal untuk membenahi laku pikirku yang masih belum aku benahi sepenuhnya. Terimakasih telah Engkau tunjukkan padaku atas kekurangan, kecorobohan, kebodohanku saat ini. Tolong… paparkanlah sedini mungkin semua kekurangan-kekuranganku saat ini, untuk segera aku benahi…untuk segera aku bersihkan dari kotoran-kotoran sifat madzmumah itu… Gusti…ma’afkan aku jika dalam waktu yang sangat singkat itu aku belum bisa sebagaimana yang di inginkan sepenuhnya… sekali lagi bimbinglah hamba Gusti…

Gusti, senantiasa jagalah hamba dan jagalah ikhtiar hamba dalam proses pencarian hamba. Senantiasa berilah ridlo-Mu pada hamba dan ridloilah segala bentuk ikhtiar hamba. Berilah kemudahan untuk hamba, orangtua hamba dan untuk teman hamba dalam menghadapi kehidupan dunia sesa’at ini. Berikanlah pada diri ini dan orang tua hamba dan temen-temen hamba ilmu yang barakah, rezeki yang barakah dan umur yang barakah serta sa’adatuddarain…Dihari yang penuh berkah ini aku tundukkan diri ini pada-Mu untuk berkenan mengkabulkan semua permintaanku Gusti…

Dalam panjatan do’aku ini, hamba sebenarnya tidaklah pantas untuk meminta kepada-Mu…sebab tanpa minta pun telah Engkau berikan kepada hamba keni’matan-keni’matan yang tak terhingga…telah Engkau berikan kepada hamba Kasih sayang-Mu kepada hamba, kepada orang tua hamba dan kepada keluarga Hamba… Namun, untaian do’a hamba kepada-Mu hanyalah bentuk ta’at hamba kepada Perintah-Mu… Untaian do’a ini adalah bentuk curhatku kepada Engkau atas apa yang sedang aku impikan dan citakan… Untaian do’a ini hanyalah bentuk curhat seorang hamba kepada Tuhan Agungnya… Untaian do’a ini adalah bentuk keterbatasan hamba…yang tak mampu melakukan apapun tanpa peran Tuhannya… Maka, dalam do’aku ini aku mohon dengan sangat wahai Dzat yang Pengasih lagi Penyayang, Dzat yang Pema’af lagi Pemurah… Untuk Engkau kabulkan permintaan hamba…

Engkau lebih mengetahui kapasitas hamba daripada hamba…. Engkau lebih mengetahui diri hamba daripada hamba… Engkau lebih tau akan segala kekurangan hamba daripada Hamba… Engkau lebih tau pribadi hamba daripada hamba… Maka, hamba yang sangat membutuhkan Kasih Sayang-Mu ini…memohon dengan sangat untuk memudahkan segala urusan hamba… Hamba mohon agar Engkau mudahkan dalam belajar… Hamba mohon agar Engkau bukakan pintu hati ini… Bukakan lah tirai hati ini wahai Dzat yang membuka segala tabir para makhluk… Agar hati ini bisa terbuka dengan lebar untuk menerima ilmu-ilmu-Mu… Agar pikir ini bisa semakin luas mengembangkan ilmu-ilmu yang Engkau berikan padaku… Agar cahaya-Mu bisa memancarkan kepada hatiku… Agar hati ini tidak semakin keras… Agar hati hamba-Mu ini semakin lunak… Dan hati ini semakin memancarkan cahaya terang-Mu…

Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim… Hamba yang rapuh ini tak lelah-lelahnya tuk memohon kepada Engkau… Hamba yang lemah ini masih ingin untuk memohon kepada Engkau… Maka, kabulkanlah permohonan hamba ini… Sebab, kepada siapa lagi hamba memohon kalau tidak kepada Engkau… Hanya Engkaulah yang dapat mengabulkan permintaan hamba.. Hanya kepada Engkaulah aku memohon segala apa yang aku cita dan inginkan…

Gusti, tiba-tiba aku ingat kalau Engkau telah berfirman pada kami semua melalui Kitab Suci-Mu al-Qur’an, bahwa; segala yang pernah hidup pasti akan pernah merasakan kematian. Dan kematian makhluk-makhluk-Mu telah Engkau pastikan sejak ruh makhluk Engkau tiupkan. Dan pastinya hamba pun telah Engkau gariskan kapan ajal akan menjemput hamba, dan kapan kematian itu akan aku rasakan. Untuk itu Gusti, karena aku tak mengetahui rahasia semua itu, kapan Engkau akan memanggilku, kapan Engkau utuskan Izra’il untuk menjumpaiku…beserta dimana posisi tempat dan apa yang sedang aku lakukan itu adalah misteri, maka hamba memohon satu permintaan saja Gusti; akhirilah perjalanan hamba dalam pangkuan ridlo-Mu. Cukup, niku mawon barangkali catatan curhat hamba untuk kali ini… atas kekurang santun atau kurang sopan-nya hamba… dari hati yang sangat dalam hamba haturkan ma’af ingkang kathah…

Wasallahu ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad…
Wa akhiru hadzihi risalati anil hamdulillahi rabbil ‘alamin…

Khartoum, 08 April
Abdi Panjenengan

Taufiq Zubaidi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar