Sugeng Rawuh di Dunia Kecil-ku

Matur suwun telah berkenan berkunjung ke dunia kecilku...dunia ilusiku yang palsu dan bisu...

GAMBAR ILUSI-KU

GAMBAR ILUSI-KU
Hanya sebuah gambar yang palsu dan bisu

Rabu, 03 Maret 2010

Empat Sifat Mulia Rasulullah…

Setiap tahun, tak tau kapan dimulainya… sebagai orang mu’min kita melakukan ritual guna memperingati maulid Nabi Muhammad Saw. Dari dulu sampai sekarang, barangkali telah dijelaskan kepada kita tentang sejarah kelahiran beliau, akhlaqul karimahnya, mulai dari A sampai Z semuanya telah dipaparkan oleh para Ulama, intelektual, dari kiai kondang sampai para kiai langgar. Semuanya pada intinya memaparkan hal yang sama, yakni Nabi Muhammad Saw. adalah uswah hasanah (suri tauladan yang baik) bagi kita semua, sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah Swt. dalam surat al-Ahzab ayat 21;
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرً
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Sebagai Uswah Hasanah, Rasulullah memiliki sifat empat mulia yakni; Apa saja yang dikatakan oleh Rasulullah selalu benar, itulah yang disebut dengan siddiq. Rasulullah selalu menunaikan apa saja yang dipercayakan kepadanya dengan benar, menyeluruh, dan sempurna. Itulah kemudian rasulullah disebut sebagai penjaga amanah yang sempurna. Rasulullah selalu menyampaikan apa saja yang datang dari Allah untuk kepentingan kehidupan umat manusia, dan Rasulullah adalah seorang yang cerdas atau fathonah.
Sifat-sifat itu berlaku universal, selalu relevan dengan tuntutan dan kebutuhan zaman. Kapan pun manusia akan membutuhkan orang yang pada dirinya memiliki sifa-sifat mulia itu. Ke-empat sifat tersebut adalah jawaban dari apa yang hendak dilakukan oleh manusia sebagai penanggung jawab tata kelola bumi ini. Dengan sifat mulia itu manusia akan mampu membuktikan bahwa manusia tidak sebagaimana jin yang terlebih dahulu menempati bumi dan menebar kerusuhan, seperti yang pernah dipertentangkan oleh malaikat dihadapan Tuhannya. Dengan sifat mulia itu pula manusia akan mampu menebarkan sifat kasih sayang terhadap sesama. Seluruh bangsa dan umat manusia di muka bumi ini memerlukan pemimpin yang adil, jujur, bisa berkata yang berbuat secara sama. Orang seperti itulah yang dibutuhkan, kapan dan di manapun. Tetapi, ternyata manusia seperti itu sangat langka dan sulit didapatkan.
Kalau boleh berkesimpulan, sifat-sifat ke empat Nabi itulah esensi dari ibadah-ibadah ritual yang telah disyari’atkan kepada kita. Dalam arti, semua yang telah disyari’atkan dan terkandung dalam rukun Islam dan rukun Iman kepada kita itu, mulai dari Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa dan Haji (rukun Islam) dan Percaya kepada Allah, Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Kiamat dan qadla’ qadar-Nya (rukun Iman) pada akhirnya akan menghantarkan kita pada kepemilikan kepribadian yang bersifat sebagaimana sifat Rasulullah Saw.
Kalau kita renungkan mengapa masalah kekayaan, keserakahan dan ketidakpedulian sosial mendapat sorotan tajam pada saat ini, mungkin kita bisa menarik kesimpulan bahwa dewasa ini umat telah melalaikan sifat mulia uswah hasanahnya, umat telah lupa akan uswah yang seharusnya menjadi laku dalam kehidupan sehari-hari. Empat sifat mulia Nabi, tatkala kita mempraktekkannya dalam hubungan interaksi kita denga sesama, maka reformasi sosial yang kita dambakan selama ini akan menjadi nyata. Terhiasilah kehidupan ini dengan kejujuran, kepercayaan antar sesama, saling mengingatkan, dan profesional dalam menejerial bumi ini.
Hal ini bisa kita kaitkan dengan penegasan al-Qur'an yang mengatakan bahwa Nabi Muhammmad Saw. diutus tidak lain kecuali dalam rangka membawa rahmat bagi seluruh alam (QS.21:107). “sesungguhnya saya di utus untuk menyempurnakan akhlaq” (al-hadist). Dengan perkataan lain, misi utama Nabi Muhammad saw adalah membantu manusia mewujudkan tata kehidupan yang disemangati nilai-nilai rahmah. Misi tersebut dapat terwujud tatkala kita sebagai umatnya bisa menerjemahkan sifat empat Rasul diatas dengan perilaku keseharian kita.
Jadi…jika kita mengaku sebagai umat Nabi Muhammad, maka idealnya kita memiliki semangat juang untuk mensukseskan misi-nya dengan mengamalkan sifat-sifat beliau dalam keseharian kita. Dalam interaksi dengan sesama, ke-empat sifat mulia tersebut merupakan sifat yang sangat penting untuk dimiliki setiap insan dalam menjalankan visi dari Tuhannya sebagai khalifah untuk membangun bayang-bayang surga-Nya dimuka bumi ini, siapapun itu!.. baik para pejabat yang memiliki peran penting dalam pembangunan Negara kita, kepolisian, kejaksanaan, kehakiman, DPR, pimpinan BUMN dan semua pejabat pemerintah tanpa terkecuali. Jika kita semua sudah bisa mempraktekkan ke-empat sifat mulia itu, maka tidak perlu lahir Komisi Pemberantasan Korupsi, tidak perlu repot-repot ngurus kasus bank century, dst. Selain itu, manakala kejujuran bisa dijaga, maka para pejabat akan berwibawa di mata rakyat. Bermilyard-milyard uang negara, yang digunakan untuk membiayai proyek-proyek kepentingan rakyat menjadi terselamatkan. Umpama kejujuran, amanah, tabligh dan fathonah itu bisa dipraktekkan oleh siapapun di negeri ini maka bangsa ini telah lama meraih kejayaannya.
Semoga di bulan Maulud 1430 H ini, sebagai bulan kelahiran Rasulullah mampu mengingatkan kepada kita semua tentang betapa pentingnya akhlak mulia yang seharusnya digunakan untuk membangun diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa ini. Nabi Muhammad saw., berhasil membangun masyarakat yang sedemikian keras menjadi lembut hanya dengan waktu yang cukup singkat selama 23, karena berbekalkan akhlak yang mulia itu. Ia seorang rasul yang selalu menjaga kebenaran, amanah, tabligh, dan fathonah. Andaikan sifat-sifat mulia itu berhasil kita warisi, apapun yang kita inginkan, insya Allah akan dapat diraih. Wallahu a’lam.
Khartoum, 25 Februari
Abdi Gusti

Pintaku Lewat Huruf-Huruf-Mu

A kulah manusia…
B etapa rapuh diri ini tanpa kasih sayang-Nya…
C ara Ia mengajarkan kasih sayang melebih segalanya…
D alam cinta-Nya tak ada kecemburuan…
E ngkaulah Maha Pengasih dan Penyayang…
F ajar pun bersimpuh sujud pada-Mu
G ema firman-Mu lah yang menjelaskannya padaku…
H arapku cukuplah satu…
I jinkanlah aku untuk meraih cinta kasih-Mu…
J anganlah kau putus cinta-Mu padaku…
K arena aku yakin takkan sanggup hidup tanpa cinta kasih-Mu…
L emah…sa…ngat lemah jika kau tetap rela mencabut cinta-Mu itu…
M aha sempurna memang, cinta-Mu padaku…
N amun sayang sekali, aku belum bisa memahami sepenuhnya…
O leh itu, ajarilah…ingatkanlah diri yang sering lalai ini selalu…
P ermohonanku ini serius Gusti…sekali lagi...ajarilah aku…
Q ta tanpa kasih sayang-Mu apalah arti diri…
R asa ingin ini tak lagi kupermohonkan selain untuk-Mu…
S ungguh…!!!
T idakkah kau telah lebih tau akan isi hati ini…?
U bahlah…ciptalah kasih-Mu untukku…
V enus saja kau mampu ciptakan…pasti takkan sulit bagi-Mu tuk kabulkan pintaku…
W aktu…! kalau Kau menunggu waktu…aku kan kan sabar menunggu…
X tra-Mu selalu…
Y ang takkan terputus…
Z aman pun tak kuasa memutusnya…
Khartoum, 15 Februari